Informan #4 |
Bagus S. Wide, seorang mahasiswa jurusan manajemen di
Universitas Mercu Buana, berbagi pengalamannya dalam mengisi waktu luang.
Ditemui di rumahnya di daerah Meruya, Jakarta Barat saat sore hari, Bagus yang
tinggal bersama orang tuanya sedang sibuk memainkan smartphone miliknya. Setiap hari Senin hingga Jumat, Bagus sibuk
kuliah. Pada hari Sabtu, setiap 2 minggu sekali, ia pun mengikuti paduan suara
di kampusnya. Untuk paduan suara, Bagus menghabiskan waktu kira-kira 2 jam,
tetapi kalau akan mengikuti pentas, ia latihan kira-kira 4 jam.
Sebagai mahasiswa, waktu luang Bagus banyak dihabiskan
bersama teman-temannya. Jika ada waktu luang saat menunggu kelas,
Bagus memilih makan siang di tempat yang dekat, seperti di Pesanggrahan. Ada banyak pilihan restoran yang bisa dipilih, seperti
Sandwich Bakar, Go Wagyu, dan Rasane. Jika ia hanya ingin nongkrong, biasanya
Bagus ke Starbucks atau Ninety Nine yang ada di Ranch
Market. Selain lokasinya yang dekat dari kampus, Bagus mengatakan, “Tempat
makannya banyak, makanannya juga enak-enak, tempatnya juga asik.”
Selain Pesanggrahan, Bagus juga seringkali pergi ke Mal Puri
Indah untuk menunggu kelas pada sore hari karena lokasinya dekat dan jalan
menuju ke mal tersebut tidak ramai. Di mal tersebut, teman-temannya yang
tinggal di kos bisa membeli kebutuhan sehari-hari di Hero ataupun Carrefour
yang terletak di seberang Mal Puri Indah. Biasanya Bagus dan teman-teman
menggunakan transportasi pribadi untuk pergi jalan-jalan. Karena rumahnya yang
sangat dekat, maka Bagus pergi ke kampus dengan naik motor, kemudian jika mau
pergi ke Puri atau Pesanggrahan, ia kembali ke rumahnya sebentar untuk
mengambil mobil. Bagus mengatakan, “Di Puri, paling sering ke Mr. Pancake
karena ada indoor dan outdoor, ada temen ngerokok jadi kadang-kadang mereka
ngerokok di luar, selesai ngerokok baru pindah lagi ke dalem.” Mr Pancake
menjadi tempat favoritnya di Mal Puri Indah karena makanan, terutama pancakenya
enak dan tempat duduknya berupa sofa sehingga lebih nyaman. Interior Mr Pancake
juga bagus, seperti di rumah, sehingga sangat nyaman. Bagus juga mengaku, ia
lebih senang makan makanan kecil dibanding makan makanan berat. Jika ada waktu
istirahat yang cukup lama, Bagus juga sering pergi ke Pantai Indah Kapuk,
Senayan City, Plaza Senayan, Taman Anggrek, atau Central Park.
Sekarang ini, banyak sekali orang-orang yang yang suka
menggunakan tongsis untuk foto saat mengunjungi suatu tempat. Bagus dan
teman-temannya pernah menggunakan tongsis, tapi tidak pernah memakainya lagi
karena takut dibilang norak. Hal itu terjadi karena ada pengalaman buruk saat
menggunakan tongsis. Bagus dan teman-teman pernah menggunakan tongsis saat
makan di Altitude, dan dikomentari norak oleh orang penting. Selain itu, Bagus
juga kurang aktif menggunakan media sosial walaupun memiliki Path, Instagram,
dan Facebook. Bagus lebih sering menggunakan
instant message seperti Line atau BBM. Google juga digunakan Bagus hanya
untuk membuat tugas.
Setelah pulang kuliah, sebelum Bagus tidur, waktu luang yang
ia miliki dihabiskan untuk ngobrol bersama keluarga. Saat bersama kelurga, ia
dilarang menggunakan gadget, sehingga
ia memanfaatkan kesempatan ini untuk charge
smartphone hingga penuh.
Bagus tidak suka bermain game karena merasa cepat bosan,
tidak suka berolahraga, dan kurang suka menonton film karena film dan bioskop
yang ada dianggap monoton. Untuk mengisi waktu luang, Bagus lebih menyukai
music. Untuk menyalurkan hobinya ini, Bagus sering membuka Youtube untuk
mengetahui music jazz yang dicover orang lain. Penyanyi jazz favorit Bagus
adalah Inconigto dan Chaka Khan karena music mereka dianggap sangat jazzy.
Bagus mengatakan, “Bisa ikut goyang tapi bukan goyang yang norak karena mabok,
bisa goyang karena ikutin musiknya.” Penyanyi cover favorit Bagus adalah
Postmodern Jukebox, dengan founder Scott Bradlee. Ia sangat menyukai penyanyi
tersebut karena mengcover lagu menjadi lagu jazz jaman dulu.
Untuk menghabiskan waktu luang bersama keluarga, Bagus lebih
senang berlibur ke alam, misalnya ke Pulau Seribu. Terkadang, Bagus dipaksa
pergi menemani ibunya untuk berbelanja. Tujuan mal yang dikunjungi saat bersama
keluarga dan teman berbeda. Jika menemani ibunya, Bagus biasanya ke mal yang
menjual barang branded, seperti Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Plaza
Senayan, dan Senayan City. Untuk menemani ibunya, Bagus bisa menghabiskan waktu dari siang hingga malam, bahkan hingga bolos kuliah karena harus
menemani ke salon, belanja, dan bertemu dengan teman-teman ibunya.
Tempat favorit Bagus dalam menikmati waktu luang adalah Viti
Wine Boutique, Pantai Indah Kapuk (PIK). Alasannya adalah adanya live band
performance dan tempat minum alkohol. Ia menganggap bahwa para pemain band di
Viti sangat mahir dan senang memperhatikan cara bermain dan mempelajari
improvisasi mereka. Viti sangat tepat untuk memenuhi hobi Bagus, yaitu
nongkrong dan musik. Ia mengetahui tempat ini secara tidak sengaja karena sedang
mengelilingi daerah PIK dan merasa tempat ini bagus. Saat mencoba masuk Viti
pertama kali, Bagus senang karena ternyata pelayannya gaul. Walaupun ada tempat
lain yang serupa dengan Viti, Bagus tetap lebih menyukai Viti. Ia mengatakan, “Di
tempat lain, misalnya Double Doors di Puri, harganya lebih mahal. Tapi bukan
masalah harga doang juga sih, pelayannya lama dan kaku. Kalau pesen air mineral
aja harus diingetin lagi.”
Pengalaman Bagus yang tidak terlupakan terjadi di tempat
favoritnya. Saat ingin pulang dari Viti bersama teman-temannya, Bagus ke toilet
terlebih dahulu. Saat keluar dari toilet dan menuju keluar Viti, ada temannya
yang tergeletak di depan pintu karena terlalu banyak minum. Bagus bercerita
sambil tertawa, “Dibangunin sama satpam dan yang lain juga ga bangun-bangun.
Malah difoto-foto sama yang lain. Bikin malu juga soalnya kita harus gotong dan
masukin ke mobil, kan jadi ketauan itu temen gue.” Walaupun sebenarnya malu
untuk datang ke Viti lagi, tapi karena live band yang benar-benar bagus dan tower
beer yang murah, Bagus tetap mau kembali ke sana.
Faktor utama yang mempengaruhi Bagus dalam memilih suatu
tempat adalah mencari suasana yang enak dibanding mencari makanan yang enak,
karena menurutnya makanan itu relatif. Bagus menjelaskan definisi suasana enak
baginya, “Nyaman ga pengen pindah, pelayannya ga tengil, ada tempat duduk yang
bisa nyenderan, bisa angkat kaki malah.” Salah satu tempat yang baru ia
kunjungi dan dikategorikan memiliki suasana yang enak adalah Port er House.
Bagus juga menceritakan pengalaman buruknya saat saya
menanyakan apa maksud dari pelayan tengil. Pengalamannya terjadi di dua tempat,
yaitu Secret Recipe Mal Puri Indah dan Ootoya Plaza Indonesia. Di Secret
Recipe, pelayan menjanjikan makanan akan siap dalam waktu 10 menit, tetapi
setelah Bagus menunggu lebih dari 1 jam, makanan belum datang. Saat ditanyakan
berkali-kali, pelayan di restoran tersebut hanya menjawab, “Sebentar lagi.”
Akhirnya makanan Bagus diantarkan, tetapi pelayan tidak minta maaf. Pengalaman
di Ootoya PI sedikit berbeda. Saat itu, Bagus memesan Banana Parfait, tetapi
setelah dessert tersebut datang, tidak terdapat pisang di dalamnya. Bagus
menanyakan mengapa banana parfait tidak ada pisangnya. Pelayan Ootoya hanya
menjawab bahwa pisangnya habis, jadi diganti dengan brownies. Bagus bercerita, “Tapi
ga ada pemberitahuan dulu, ga minta maaf, kan ga logis. Kenapa ga bilang dari
tadi?” Bagus merasa pelayan tersebut tidak professional karena tidak memberitahu
terlebih dahulu dan langsung mengganti topping di dessert seenaknya.
Tempat yang paling tidak disukai oleh Bagus adalah Citraland
karena banyak pengunjungnya yang duduk di lantai. Bagus jadi merasa tempat
tersebut kumuh, kampungan, dan suasananya menjadi tidak enak. Selain itu,
pernah ada isu bahwa di bioskop Citraland ada suntikan yang mengandung HIV.
Bagus juga pernah bertemu dengan pemulung yang masuk ke mal ini dan mengorek
tempat sampah yang ada di dalam mal. Ia tidak mau ke tempat itu lagi dan
menyarankan agar pihak Citraland menambah sekuriti dan tempat duduk agar
pengunjung tidak duduk di lantai.
Pengalaman Bagus yang paling tidak ia sukai adalah saat
menonton di Blitzmegaplex Central Park. Bagus termasuk seseorang yang jarang
menonton ke bioskop, tapi karena filmnya bagus, yaitu Transformer, ia tertarik
untuk nonton. Bagus bercerita “Ada couple, mereka duduk paling pojok yang deket
tembok bukan deket tangga, pas itu gue kok denger bunyi ‘ceplok ceplok’, pas
gue noleh dikit, mereka lagi ciuman terus tangan cowonya ke itu cewenya, ke
dadanya.” Pengalaman tersebut sangat annoying karena menganggu Bagus yang mau
nonton. Bagus juga beranggapan bahwa sebaiknya melakukan hal tersebut di tempat
lain saja, jangan di tempat yang banyak orang dan bisa menganggu.
Bagus kurang tertarik mengikuti acara running yang sedang
marak diadakan. Akan tetapi, ia mengikuti Color Run karena teman-temannya juga
ikut. Bagus kurang suka dengan tempat yang terlalu ramai. Ada beberapa tempat
di Jakarta yang belum memuaskan, seperti Salt Grill di Altitude karena harganya
tidak sesuai dengan rasa. Dengan harga termurah Rp 300.000 dan mengaku bahwa semuanya
adalah daging impor, seharusnya cita rasa yang diberikan lebih spesial. Bahkan,
Bagus merasa ditipu oleh restoran tersebut.
No comments:
Post a Comment