Informan #2

Informan #2

Saat ditemui di tempatnya bekerja, Meydi yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sedang membersihkan teras. Walaupun sedang sibuk, ia bersedia untuk diwawancarai. Meydi yang bekerja sekaligus tinggal di Jakarta Barat ini berumur 33 tahun. Sehari-harinya, ia bangun pukul 6 pagi dan langsung bekerja. Sebagai pembantu rumah tangga, setiap pagi Meydi harus mencuci, menyapu, dan mengepel. Saat sore hari, ia harus menyetrika pakaian.


Meydi memiliki waktu luang sekitar pukul 3-4 sore dan malam hari. Rumah menjadi tempat favoritnya untuk menikmati waktu luang. Di rumah, ia merasa bisa melakukan apa saja sekaligus mengobrol atau bergosip bersama teman-temannya. Dengan pendapatan di bawah 3 juta rupiah, ia paling senang menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film yang ditayangkan di stasiun televisi nasional. “Biasanya nonton film bioskop karena jarang nonton di bioskop. Tiketnya mahal.” Ucap Meydi saat ditanya film apa yang ia tonton. Selain itu, ia juga suka menonton sinetron Kita Nikah Yuk yang ditayangkan di RCTI. Selain menonton, Meydi seringkali menanam bunga. Bibit bunga biasa diambil dari tetangga kemudian ia tanam di halaman rumah tempat ia bekerja.

Jika ada waktu luang lebih pada hari Minggu, Meydi seringkali pergi ke Tanah Abang bersama teman-temannya. Ia memilih tempat tersebut karena bisa berbelanja baju dan lokasi yang dekat. Hanya dengan menaiki angkutan umum (mikrolet) dan membayar sekitar Rp 3.500, ia sudah sampai di Tanah abang. Meydi rela menghabiskan Rp 100.000 hingga Rp 200.000 untuk berbelanja baju di Blok A dan Blok B Tanah Abang. Dulu, ia sering membeli beberapa pakaian di tepi jalan Tanah Abang, namun sejak para pedagang tersebut dipindahkan ke Blok G, ia tidak pernah membeli ke pedagang yang sama lagi. Meydi beranggapan bahwa barang-barang yang dijual di Blok A dan Blok B lebih banyak dan lebih murah dibanding di Blok G. Selain itu, ada beberapa pedagang yang pindah ke Blok A dan Blok B, bukan Blok G.

Meydi memiliki tempat favorit yang selalu ia datangi di Tanah Abang karena toko tersebut menjual baju murah. Dengan harga Rp 50.000 sampai Rp 300.000 ia sudah bisa mendapat baju dengan kualitas bagus. Di toko tersebut pula, ia merasa bisa mendapatkan banyak belanjaan. Terkadang ia mau mencoba berbelanja di toko-toko lainnya, tetapi karena terlalu ramai, ia kurang tertarik melakukannya.


Di Tanah Abang, selain berbelanja, Meydi juga menghabiskan waktu luang untuk makan siang. Biasanya, ia makan siang di Food Court Blok A karena ada berbagai macam makanan dan ia senang mencoba-coba makanan. Sudah sejak 5 tahun yang lalu, Meydi sering ke Tanah Abang pada hari Minggu sekitar jam 12 siang. Menurut Meydi, Tanah Abang yang sekarang sudah lebih bagus karena ada AC dan tidak panas lagi. Walaupun berbelanja bukanlah hobi Meydi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan sandangnya, ia senang pergi ke Tanah Abang.

Selain ke Tanah Abang, Meydi bersama teman-temannya juga senang pergi ke Slipi Jaya karena bisa didatangin hanya dengan 1 kali naik bus umum dengan ongkos sekitar Rp 4.000. Hal yang dilakukan Meydi di Tanag Abang sebenarnya hampir sama, yaitu makan siang dan melihat-lihat baju karena harganya hampir sama. Restoran favorit yang biasa ia kunjungi adalah restoran yang menjual ayam goreng penyet, nasi, dan minum seharga Rp 22.000. Kira-kira ia menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk berjalan-jalan di Slipi Jaya.

Meydi juga senang menghabiskan waktu luang di Mal Taman Anggrek. Akan tetapi, karena baju-baju yang dijual dianggap mahal, biasanya ia hanya berjalan-jalan saja dan membeli Dunkin Donut. Awalnya, Meydi hanya penasaran saat melewati Dunkin Donut, kemudian ia mencoba membelinya. Karena harganya yang murah, setiap ia ke Mal Taman Anggrek, Meydi membeli Dunkin Donut.

Pengalaman Meydi yang paling diingatnya adalah saat pergi ke Monumen Nasional (Monas) bulan lalu. Karena ajakan teman dan rasa penasaran, maka ia memutuskan untuk ikut pergi, apalagi ia hanya perlu mengeluarkan uang Rp 3.500 untuk menaiki bus Transjakarta agar bisa sampai di Monas. Sesampainya di Monas, Meydi berjalan-jalan mengelilingi komplek Monas, menaiki lantai teratas Monas dan melihat pemandangan kota Jakarta, membeli beberapa jajanan, dan menyewa sepeda. Meydi kurang menyukai museum, jadi ia lebih tertarik melihat lantai atas Monas dibanding memasuki museum yang ada di Monas. Meskipun ini merupakan pengalaman paling menyenangkan yang Meydi miliki, tetapi terselip juga pengalaman yang buruk. Di perjalanan menuju Monas, ia harus berdempet-dempetan di bus dan tidak mendapat tempat duduk.

Terkadang, ada kegiatan di sekitar daerah rumah Meydi, seperti perlombaan 17 Agustus dan pasar malam. Meydi kurang tertarik menjadi peserta perlombaan, tetapi masih sering menonton perlombaannya. Akan tetapi, jika ada pasar malam, ia selalu datang untuk membeli jagung bakar, seharga Rp 2.500 untuk jagung ukuran kecil atau Rp 3.000 untuk jagung ukuran besar. Ia juga senang membeli beberapa DVD film korea, film bioskop, atau lagu. Meydi jarang berbelanja baju karena sulit mendapatkan ukuran yang cocok.
Walaupun suka mendengarkan musik, tapi Meydi tidak pernah menonton konser musik. Alasannya adalah ketidaksukaannya terhadap keramaian. Selain itu, lokasi konser biasanya jauh sehingga sulit baginya untuk mendatangi konser.

Sebenarnya Meydi tertarik untuk mengunjungi berbagai mal di Jakarta, hanya saja belum diajak teman-temannya. Ia hanya ingin berkeliling di mal dan belum tentu berbelanja, tergantung harga barang yang dijual.

Meydi sudah cukup puas dengan apa yang ditawarkan oleh Jakarta sekarang ini. Namun, ia berkata bahwa sebaiknya kemacetan di Jakarta dikurangi agar bisa lebih senang dalam menikmati waktu luang.

Dibuat oleh : Irine Jelika


No comments:

Post a Comment