Terinspirasi dari Pemilu tahun ini, Mahaka Pictures bekerja sama dengan Dapur Film membuat sebuah film berjudul 2014. Film bergenre drama politik sekaligus action ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan Rahabi Mandra. Sebenarnya film ini sudah mau ditayangkan pada bulan Januari 2014 di bioskop-bioskop Indonesia, namun karena mempertontonkan hal yang sensitif (politik), akhirnya penanyangan film ini diundur menjadi sesudah Pemilu selesai dilaksanakan agar tidak ada pihak yang merasa tersindir ataupun dirugikan.
Foto saya dan teman saya bersama dengan Rahabi Mandra |
Saya merasa sangat bangga karena kampus saya mendapatkan kesempatan untuk menonton film ini terlebih dahulu sebelum masuk ke bioskop Indonesia. Selain itu, kami juga kedatangan sutradara dan produser film ini, Mas Rahabi Mandra dan Ibu Celerina Judisari. Oleh karena itu, di blog ini saya ingin membahas sedikit tentang film ini. NO SPOILER!
Film ini menceritakan usaha Bagas Notolegowo (Ray Sahetapy), seorang calon presiden agar bisa memenangkan pemilu 2014 dan menjadi presiden periode 2014-2019. Bagas memiliki anak SMA tahun akhir bernama Ricky Bagaskoro (Rizky Nazar). Setelah lulus SMA, Ricky ingin menjadi pengajar anak-anak di Papua, sedangkan ayahnya ingin ia masuk ke universitas, menimba ilmu setinggi-tingginya, dan mengikuti peran ayahnya dalam dunia politik. Padahal kesibukan Bagas dalam dunia politik membuat hubungannya dengan Ricky renggang dan mengakibatkan Ricky tidak pernah setuju dengan keputusan ayahnya. Sebagai istri dan ibu, Ningrum (Dona Harun), berusaha mendekatkan kembali hubungan ayah dan anak ini.
Bagas yang kurang hati-hati terjebak dalam permainan seseorang yang ingin menjatuhkannya dalam pemilihan presiden. Keadaan ini memutarbalikan seluruh kehidupan Bagas karena ia harus dimasukkan ke dalam penjara. Kehancuran Bagas membuat Ricky penasaran akan kasus ayahnya. Rasa penasarannya ini membawa ia bertemu dengan Khrisna Dorojatun (Donny Amara), seorang pengacara yang selalu memenangi setiap kasus yang ditanganinya tanpa menggunakan cara curang. Ricky juga bertemu dengan anak Khrisna, yaitu Laras (Maudy Ayunda).
Dibantu Khrisna dan Laras, Ricky berusaha membebaskan ayahnya dari penjara. Namun, dalam usaha tersebut, Ricky harus berhadapan dengan Satria (Rio Dewanto), pemuda yang berusaha membunuh Bagas, Ricky, serta seluruh orang yang berusaha menghambat keinginan bossnya. Untungnya, Ricky dibantu oleh polisi yang jujur, yaitu Astri (Atiqah Hasiholan) untuk memburu Satria.
Unsur drama, politik, dan action bercampur lebur dalam film ini. Film ini perlu ditonton seluruh kalangan masyarakat untuk mengetahui apa yang terjadi dalam dunia politik Indonesia. Saya sendiri menyarankan para golongan muda, terutama mahasiswa untuk menonton film ini agar bisa berpikir lebih kritis dan rasional. Film ini mampu mengajarkan beberapa nilai dan memberikan makna mendalam bagi saya pribadi yang menontonnya.
Walaupun berbau politik, namun nuansa percintaan antara Ricky dan Laras juga kental terasa sehingga film ini tidak akan membosankan bagi para remaja. Aksi pertengkaran antara Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan juga patut ditunggu-tunggu.
Jadi, siapakah dalang di balik seluruh peristiwa yang dialami oleh Bagas? Saksikanlah film 2014 di bioskop-bioskop Indonesia.
No comments:
Post a Comment